Situs Liyangan Peradaban Kuno Ribuan Tahun Yang Melewati Peristiwa Sejarah - sejarah Dunia dan Nusantara

Jawa Tengah l Media Budaya Indonesia.com - Situs Liyangan merupakan sebuah situs yang dipercaya sebagai pemukiman kuno yang terletak di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2023).

Pada awalnya, situs ini terkubur di atas lahan penambangan pasir milik warga sebelum ditemukan pada tahun 2008.
Sejak itu, Situs Liyangan telah menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan baik dalam negeri dan luar negeri yang ingin mengungkap kehidupan masa lalu.

Pertamakali penemuan di Situs Liyangan pada tahun 2008 mengungkapkan adanya talud, yoni, arca, dan batu-batu candi.
Namun, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 2010-2011 mengungkapkan bahwa situs ini sebenarnya bukan kompleks percandian, melainkan sebuah pemukiman elit kuno sebelum kerajaan mataram Kuno yang terkubur selama ribuan tahun diperkirakan suatu Wangsa tersembunyidan belum terungkap yang kemudian diwariskan kepada Wangsa Mataram Kuno.

Dalam penelitian tersebut, terungkap bahwa Situs Liyangan merupakan bekas pemukiman kuno yang telah berusia sekitar  lebih dari 1000 s/d 2500 tahun.

Jejak-jejak tertua di situs ini diperkirakan berasal dari abad ke-1 Masehi dan ada pula bangunan serta serpihan serta patung -patung arca diperkirakan dari abad 200 BC ( sebelum masehi ).

Selama berabad-abad, tempat ini menjadi hunian masyarakat pada zaman itu. Situs ini lebih Tua dari Kerajaan tarumanegara dan kerajaan Kutai Di Kalimantan, bahkan candi Jiwa di Batu jaya Krawang masih kalah tua dengan situs Liyangan hanya Candi Gunung Padang di Cianjur yang dapat melebihi umur situs Liyangan, meskipun Candi Gunung Padang Jejak - jejak Kehidupan bermasyarakat belum ditemukan secara spesifik ( Bila terus digali dan diteliti akan mengguncang sejarah peradaban dunia ).

Namun, kehidupan di Situs Liyangan terhenti akibat letusan Gunung Sundoro pada abad ke -11.
Masyarakat Liyangan kuno percaya telah menyelamatkan diri, harta benda, dan hewan ternak mereka sebelum gunung meletus
Letusan tersebut kemewahan pemukiman kuno ini dengan muntahan lahar, dan situs tersebut terlupakan selama bertahun-tahun.
Situs Liyangan menjadi menarik karena merupakan situs peninggalan kuno yang terlengkap di kawasan tersebut.

Selain batu candi, juga ditemukan sisa-sisa bangunan tempat peribadatan, potongan bangunan tempat tinggal, dan benda perkakas rumah tangga.
Keramik-keramik yang ditemukan di situs ini bahkan diyakini berasal dari Dinasti Zhou, Qin dan Tang di Negeri Cina.
Temuan lain yang menarik adalah bekas lahan pertanian kuno yang ditemukan di Situs Liyangan.

Jejak-jejak tersebut mencakup bentuk lahan, sistem pengairan, peralatan pertanian, dan temuan tumbuhan dan bahan pangan dalam bentuk arang.
Terdapat pula yoni pipih bundaran berdiameter 2 meter yang diyakini berfungsi sebagai pusat tempat upacara sebelum bertani.
Situs Liyangan juga terkait dengan prasasti Rukam yang ditemukan di Parakan, Temanggung. Prasasti tersebut menyebutkan sebuah desa yang rusak akibat letusan gunung api.

Meskipun prasasti tersebut tidak menyebutkan nama gunung dan desa yang dimaksud, lokasi Situs Liyangan yang dekat dengan pusat Kerajaan Mataram Kuno di Magelang menimbulkan dugaan bahwa Situs Liyangan merupakan sisa peradaban Mataram Kuno atau sebelumnya yang kemudia di wariskan oleh Wangsa Mataram Kuno.

Penemuan-penemuan di Situs Liyangan memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan masyarakat pada masa silam.
Situs ini menjadi bukti nyata tentang peradaban kuno dan bagaimana mereka menghadapi bencana alam seperti letusan gunung berapi.

Melalui penelitian yang terus dilakukan, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak rahasia dan cerita yang tersembunyi di balik Situs Liyangan.

(Dari berbagai sumber/Ancient World/Bimo)

Seni Budaya #Jawa Tengah# Media Budaya Indonesia.com#

Komentar

0 Komentar