Obrolan Santai Berujung Klarifikasi, Bejo: "Nggak Disebut, Kok Merasa Difitnah?"
- Redaksi
- Senin, 07 Juli 2025 00:06
- 46 Lihat
- Berita Umum

Jakarta , Media Budaya Indonesia — Sebuah percakapan santai antara dua warga, Bejo dan Dodi, mendadak menjadi topik yang memancing perhatian. Obrolan ringan itu berubah menjadi pembahasan serius terkait fenomena maraknya klarifikasi di ruang publik, meski informasi yang beredar tidak menyebutkan identitas maupun tempat seseorang bekerja.
Bejo menyoroti situasi tersebut saat berbincang dengan Dodi pada Minggu (6/7/2025). Ia mengaku heran dengan banyaknya orang yang merasa tersinggung atau difitnah, padahal dalam pemberitaan atau pernyataan tertentu tidak disebutkan nama maupun identitas yang bersangkutan.
"Nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba sibuk klarifikasi. Lucu juga ya, Bro. Namanya nggak disebut, tempat kerjanya juga nggak, kok bisa-bisanya langsung merasa difitnah?," ujar Bejo dengan nada santai.
Menanggapi pernyataan itu, Dodi memilih untuk mengingatkan agar masyarakat tetap bijak dan tidak mudah merasa tersudut tanpa dasar yang jelas.
"Merasa? Ya jangan, Dek. Kalau memang nggak merasa, nggak perlu ikut-ikutan gaduh. Lebih baik fokus ke hal-hal positif," kata Dodi.
Fenomena klarifikasi yang kerap terjadi di tengah masyarakat, terutama di media sosial, menjadi sorotan berbagai kalangan. Pakar komunikasi menilai, maraknya klarifikasi tanpa dasar justru bisa memperkeruh suasana dan memicu kesalahpahaman.
Dodi juga menambahkan, "Masyarakat perlu kritis, tapi juga harus cerdas. Kalau tidak ada penyebutan nama atau identitas yang jelas, sebaiknya jangan merasa diserang. Klarifikasi itu perlu, tapi kalau tidak ada yang menyudutkan, justru terkesan memperkeruh.
Ia juga menegaskan bahwa media yang profesional selalu berpegang pada kode etik jurnalistik, yakni mengedepankan prinsip akurasi, verifikasi, dan tidak menuduh tanpa bukti," pungkas Dodi.
Di era digital saat ini, siapa pun bisa dengan mudah menyampaikan opini atau kritik di ruang publik. Namun, tidak jarang opini tersebut dipersepsikan berbeda oleh sebagian pihak. Oleh karena itu, diperlukan kedewasaan dalam menyikapi informasi, agar ruang diskusi tetap sehat dan tidak mudah terbawa emosi.
(Penulis :Nana Kristina)