Bentrok Remaja Pecah di Tanjung Priok, Satu Luka Parah Akibat Bacokan Celurit
- Redaksi
- Jumat, 02 Mei 2025 12:41
- 40 Lihat
- Polri

Jakarta , Media Budaya Indonesia.Com – Aksi kekerasan jalanan kembali mencoreng wajah ibu kota. Bentrokan brutal antar kelompok remaja pecah di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/5/2025) dini hari. Seorang remaja berinisial DA mengalami luka bacok serius di bagian pundak setelah diserang dengan celurit.
Kapolsek Tanjung Priok, Kompol R. Sigit Kimono, menjelaskan bahwa bentrokan ini dipicu oleh tantangan terbuka yang beredar di media sosial Instagram. Enam kelompok remaja terlibat dalam perencanaan serangan yang dilakukan secara daring, yaitu kelompok Empang, Tuban, Bonties, Bhakti, Sopan Melayu, dan One Piece.
“Penyerangan bermula dari kesepakatan antar kelompok untuk menyerang kelompok Bhakti di sebuah titik yang telah ditentukan,” ujar Kompol Sigit dalam konferensi pers, Jumat siang (2/5/2025).
Sekitar pukul 02.30 WIB, delapan sepeda motor yang ditumpangi belasan remaja melaju menuju Jalan Swasembada Barat 10, Kelurahan Kebon Bawang. Bentrokan tak terhindarkan. Kelompok Bhakti sempat melarikan diri, namun salah satu anggotanya, DA, terjatuh dan langsung menjadi sasaran bacokan tiga pelaku.
“Korban mengalami luka sobek cukup dalam di pundak kanan. Warga yang melihat kejadian langsung membawa korban ke fasilitas medis,” tambahnya.
Polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap dua pelaku berinisial MP (20 tahun) dan RF (15 tahun). Satu pelaku lainnya, RB, masih dalam pengejaran. Dari tangan pelaku, polisi mengamankan dua bilah celurit, satu sarung senjata, serta sebuah sepeda motor Honda Vario merah dengan nomor polisi B 3845 FOD.
Para pelaku dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, serta Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Kompol Sigit mengimbau masyarakat, terutama para orang tua, untuk lebih waspada terhadap aktivitas dan pergaulan anak-anak, terutama di dunia maya.
“Media sosial kini kerap dijadikan alat provokasi untuk aksi kekerasan. Kami minta orang tua lebih peduli dan awasi penggunaan gadget anak-anaknya,” tegasnya.
(NK)